Jumat, 06 Juli 2012

Kader Gerindra Dipecat, Matinya Demokrasi

logo Partai Gerindra
Demokrasi bisa tertindas sementara, karena kesalahannya sendiri, tetapi setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan penuh keinsyafan."
JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Demikian proklamator Muhammad Hatta menulis 52 tahun yang lalu.
Menurut Muhammad Harris Indra, Ketua Bidang Pertahanan DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), tulisan lawas Hatta itu masih relevan di dalam kehidupan kita saat ini.

"Rezim Orde Baru dirubuhkan oleh rakyat Indonesia karena memenjarakan demokrasi dan tegaknya supremasi hak asasi manusia (HAM)," jelas Indra di Jakarta, Jumat (6/7).
Ia menerangkan, tujuan rakyat Indonesia menjatuhkan rezim diktator dan represif di era Soeharto adalah untuk menghilangkan kesewenangan yg dibuat oleh pemimpin lama.

Namun, hal itu  bukan justru menghadirkan diktator baru dalam era kehidupan selanjutnya.

Oleh sebab itu, Indra menjelaskan, merupakan sebuah kesalahan besar apabila kita mendiamkan sikap otoritarian pemberhentian Fami Fachrudin, Ketua Bidang Ilmu Pengetahuan DPP Partai Gerindra oleh Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

"Pemberhentian dan penghilangan nama Fami Fachrudin dalam struktur DPP Partai Gerindra adalah tragedi demokrasi partai kita."

"Kami ingin mengabdi kepada Republik, melalui ide dan gagasan Prabowo. Namun jika Prabowo kemudian menyelingkuhi ide dan gagasannya sendiri. Maka kita patut untuk mengkoreksi kekeliruan tersebut, dan bukan untuk mendiamkan," ujarnya.

Oleh sebab itu, lanjut Indra, demi demokrasi dan aufklarung cita-cita  dalam mendirikan partai Gerindra,  ia memberanikan diri membuat catatan kecil ini sebagai reaksi atas munculnya bibit diktator baru.

"Sejarah sudah menulis, diktator hadir karena dibentuk justru oleh orang disekitarnya yang mendiamkan ketika pemimpinnya salah,' paparnya.

Ketika dikonfirmasi, Fami Fachruddin menolak menjelaskan lebih jauh soal pencoretan namanya di DPP Gerindra.

"Nanti aku jelaskan dalam 1-2 hari ini," ujarnya kepada BRN.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku tidak ikut campur dalam perombakan susunan DPP Partai Gerindra termasuk soal pencopotan Fami.''(din/jar)

Fadli Zon Tak Tahu Pemberhentian Fami Fachruddin

Sejauh ini Fami cukup aktif dan sejak awal ikut membangun Partai
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Fadli Zon, mengaku belum mengetahui soal diberhentikannya Fami Fachrudin, Ketua Bidang Ilmu Pengetahuan DPP Partai Gerindra oleh Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

"Saya belum tahu. Tapi kalau benar Fami dikeluarkan,memang harus ada penjelasan. Sejauh ini Fami cukup aktif dan sejak awal ikut membangun Partai," kata Fadli Zon di Jakarta, Kamis (5/7).

Soal pemecatan Fami itu, awalnya disampaikan Muhammad Harris Indra, Ketua Bidang Pertahanan DPP Partai Gerindra.

Menurut Indra, adalah merupakan sebuah kesalahan besar apabila semua pihak mendiamkan sikap otoritarian pemberhentian Fami Fachrudin.

"Pemberhentian dan penghilangan nama Fami Fachrudin dalam struktur DPP Partai Gerindra, adalah tragedi demokrasi partai kita.Kami ingin mengabdi kepada Republik,melalui ide dan gagasan Prabowo. Namun jika Prabowo kemudian menyelingkuhi ide dan gagasannya sendiri. Maka kita patut untuk  mengkoreksi kekeliruan tersebut, dan bukan untuk mendiamkan," kata  Indra.

Fadli Zon mengatakan dirinya sama sekali belum mengetahui tentang apa yang dimaksud Indra. Dia sendiri hanya mengetahui soal mundurnya tokoh partai seperti Halida Hatta.

"Saya tidak ikut menyusun kepengurusan baru. Saya tanya ketua umum dan sekjen juga tak ikut menyusun. Sampai saat ini saya tak tahu komposisi pengurus DPP. Belum bisa berkomentar banyak," tutur Fadli Zon.''(*)

Gerindra Terpukul Halida Hatta Mundur dari Partai

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan partainya terpukul atas pengunduran diri Halida Hatta yang merupakan salah satu pendiri partainya.

“Kami merasa terpukul dan sangat menyayangkan keputusan ini, Halida Hatta adalah pendiri partai dan sejak awal berjuang untuk Gerindra, banyak sekali jasanya bagi partai termasuk memberi kami masukan tentang platform ekonomi kerakyatan Bung Hatta,” kata Fadli Zon melalui rilis, Kamis (5/7).

Menurut Fadli, Halida yang merupakan putri Muhammad Hatta itu merupakan aset bagi partainya yang menjadi citra baik dan mengingatkan Gerindra pada cita-cita pendiri bangsa, termasuk Bung Hatta. Halida juga mendirikan Perempuan Indonesia Raya (PIRA) yang merupakan salah satu sayap partai tersebut.

“Alasan Beliau adalah karena berkonsentrasi di dunia kerja profesional disamping permintaan keluarga,” ungkap Fadli soal alasan pengunduran diri tersebut, tanpa mau menjelaskan lebih detail.

Nama Halida memang lekat dengan partai Gerindra. Bahkan sejak partai tersebut lolos untuk bercalon di Parlemen, Halida pernah menjadi calon legislatif meskipun jalannya tidak mulus untuk masuk ke Senayan.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Martin Hutabarat mengatakan Halida memang pernah bercerita bahwa dia berencana mundur dari dunia politik.

Diungkapkan Martin, Halida mendapatkan pekerjaan baru yang menuntutnya harus lebih fokus. “Dia (Halida) memang bilang tak cocok di dunia politik,” kata dia.

Keputusan Halida itu kata anggota Komisi III ini bagaimanapun harus dihormati partai. “Halida memang orang yang tipikalnya pekerja,” tutupnya.''(*)

0 komentar:

Posting Komentar