Jumat, 06 Juli 2012 | 15:49
Angka dukungan terhadap empat pasangan lainnya masih jauh tertinggal.
JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Jaringan Survei Indonesia (JSI) mengungkapkan kepada publik, siang ini, bahwa hanya pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli serta pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama yang bisa masuk ke putaran kedua.
Survei yang dilakukan JSI menemukan bahwa angka dukungan terhadap empat pasangan lainnya dianggap jauh di bawah kedua pasangan tersebut. "Sehingga, kalau pemilukada dua putaran akan sangat sulit bagi empat calon lainnya untuk menjadi kedua, yang memungkinkan hanya Fauzi Bowo dan Jokowi Widodo," kata Direktur JSI Widdi Aswindi dalam konferensi pers soal pemilukada Jakarta, di kawasan Senayan.
Menurut hasil survei JSI, tingkat dukungan publik kepada pasangan kandidat gubernur dan calonnya diungguli pasangan Fauzi Bowo 49,6 persen. Kemudian disusul pasangan Jokowi 15,8 persen, pasangan Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini 6,4 persen, pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono 4,3 persen, pasangan Faisal Basri dan Biem Benjamin 1,9 persen, lalu pasangan Hendardji Soepandji dan Ahmad Riza Patria 1,0 persen.
Tingkat dukungan terhadap pasangan kandidat ini didapatkan dengan pertanyaan, seandainya Pemilukada DKI Jakarta dilaksanakan pada hari ini, pasangan mana yang bapak/ibu pilih? Dari para responden yang ditanya, 21,1 persen belum memutuskan atau menyatakan merahasiakan.
Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode acak bertingkat. Pengumpulan data dilakukan mulai 28 Juni hingga 2 Juli tahun ini.
Dengan mempertimbangkan prosentase elektabillitas, margin of error serta responden yang masih merahasiakan pilihan, maka pasangan Fauzi Bowo dan Jokowi yang berpeluang maju pada putaran kedua.
Widdi mengatakan, salah satu faktor tingkat dukungan calon lain relatif kecil karena para pasangan calon cenderung tokoh-tokoh yang secara dadakan dimajukan partai politik. Padahal, seharusnya partai politik sudah "menabung" dukungan pemilih dengan memperkenalkan para calonnya sejak dini.
"Pemilukada DKI ini semua calonnya dadakan, pak HNW bahkan daftarnya pukul 11 malam (hari terakhir)," kata Widdi lagi.''(din/jar)
Menurut hasil survei JSI, tingkat dukungan publik kepada pasangan kandidat gubernur dan calonnya diungguli pasangan Fauzi Bowo 49,6 persen. Kemudian disusul pasangan Jokowi 15,8 persen, pasangan Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini 6,4 persen, pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono 4,3 persen, pasangan Faisal Basri dan Biem Benjamin 1,9 persen, lalu pasangan Hendardji Soepandji dan Ahmad Riza Patria 1,0 persen.
Tingkat dukungan terhadap pasangan kandidat ini didapatkan dengan pertanyaan, seandainya Pemilukada DKI Jakarta dilaksanakan pada hari ini, pasangan mana yang bapak/ibu pilih? Dari para responden yang ditanya, 21,1 persen belum memutuskan atau menyatakan merahasiakan.
Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden dengan metode acak bertingkat. Pengumpulan data dilakukan mulai 28 Juni hingga 2 Juli tahun ini.
Dengan mempertimbangkan prosentase elektabillitas, margin of error serta responden yang masih merahasiakan pilihan, maka pasangan Fauzi Bowo dan Jokowi yang berpeluang maju pada putaran kedua.
Widdi mengatakan, salah satu faktor tingkat dukungan calon lain relatif kecil karena para pasangan calon cenderung tokoh-tokoh yang secara dadakan dimajukan partai politik. Padahal, seharusnya partai politik sudah "menabung" dukungan pemilih dengan memperkenalkan para calonnya sejak dini.
"Pemilukada DKI ini semua calonnya dadakan, pak HNW bahkan daftarnya pukul 11 malam (hari terakhir)," kata Widdi lagi.''(din/jar)
Survei Pesanan Foke: Mayoritas Warga Ingin Pilkada Satu Putaran.
Jumat, 06 Juli 2012 | 15,30
7,5 persen warga Jakarta menginginkan pilkada dua putaran.
Mayoritas warga Jakarta menginginkan pilkada 11 Juli mendatang satu putaran saja. Itu adalah hasil survei terbaru yang dirilis Jaringan Survei Indonesia (JSI) yang menunjukkan 87,3 persen warga Jakarta menginginkan pilkada hanya berlangsung satu kali putaran.
Sementara 7,5 persen warga Jakarta menginginkan pilkada dua putaran dan 5,2 persen responden menjawab tidak tahu.
Adapun jumlah responden 1.200 jiwa dengan pengumpulan data mulai 28 Juni-2 Juli 2012. Survei itu menggunakan multistage random sampling atau metode acak bertingkat. Margin of error kurang lebih 2,9 persen.
"Semua populasi pemilih di DKI Jakarta memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai responden," kata Widdi Aswindi, Direktur JSI dalam konferensi pers temuan survei prediksi pilkada di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (6/7).
Persyaratan para calon gubernur dan wakil gubernur bisa menang satu putaran yakni jika memperoleh suara 50 persen ditambah satu.
Widdi menambahkan, survei tersebut dilakukan atas permintaan Fauzi Bowo dan Nachrawi Romli. Namun survei tersebut, kata dia, dilakukan dengan perjanjian bahwa JSI berhak mengumumkan sebagian hasilnya kepada publik.
Mayoritas warga Jakarta menginginkan pilkada 11 Juli mendatang satu putaran saja. Itu adalah hasil survei terbaru yang dirilis Jaringan Survei Indonesia (JSI) yang menunjukkan 87,3 persen warga Jakarta menginginkan pilkada hanya berlangsung satu kali putaran.
Sementara 7,5 persen warga Jakarta menginginkan pilkada dua putaran dan 5,2 persen responden menjawab tidak tahu.
Adapun jumlah responden 1.200 jiwa dengan pengumpulan data mulai 28 Juni-2 Juli 2012. Survei itu menggunakan multistage random sampling atau metode acak bertingkat. Margin of error kurang lebih 2,9 persen.
"Semua populasi pemilih di DKI Jakarta memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai responden," kata Widdi Aswindi, Direktur JSI dalam konferensi pers temuan survei prediksi pilkada di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (6/7).
Persyaratan para calon gubernur dan wakil gubernur bisa menang satu putaran yakni jika memperoleh suara 50 persen ditambah satu.
Widdi menambahkan, survei tersebut dilakukan atas permintaan Fauzi Bowo dan Nachrawi Romli. Namun survei tersebut, kata dia, dilakukan dengan perjanjian bahwa JSI berhak mengumumkan sebagian hasilnya kepada publik.
0 komentar:
Posting Komentar