Rabu, 18 Juli 2012 | 06:00
Tapi Jangan gara-gara satu prediksi gagal, semua menilai hasil survei kami atau lembaga survei lainnya ngawur,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari.
JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Tuduhan mendagangkan hasil survei membuat beberapa lembaga survei di DKI Jakarta merasa gerah. Mereka pun angkat bicara untuk menegaskan hasil survei yang dilakukan tetap berdasarkan kajian ilmiah dan tidak sekedar mencari untung semeta.
Sejumlah lembaga survei menyatakan prediksi mereka justru tidak meleset, karena sesuai hasil survei bahwa pemilukada akan berjalan dua putaran dengan dua pasangan calon yang maju, yaitu pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) dan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
“Tuduhan itu tidak benar. Apalagi menyangkut hasil survei yang dilaksanakan Puskaptis menjelang hari pencoblosan Pemilukada DKI yang diduga tidak berdasarkan kajian atau kaidah ilmiah. Itu dugaan yang keliru,” kata Direktur Puskaptis, Husin Yazid, ketika dikonfirmasi BRN, hari ini.
Husin menegaskan justru hasil survei yang dilakukannya sesuai dengan hasil yang terjadi. Seperti hasil survei yang dilakukan pada Maret 2012, tingkat elektabilitas Foke-Nara memang mencapai 47 persen, tetapi tingkat elektabiltas semakin terus menurun hingga hasil survei yang dilakukan awal Juli 2012. Yakni, hasil survei tingkat elektabilitas Foke-Nara di bulan Mei turun menjadi 40 persen, Juni turun menjadi 36 persen dan awal Juli turun menjadi 34 persen.
Sedangkan tingkat elektabilitas hasil survei Puskaptis terhadap pasangan Jokowi-Ahok mengalami peningkatan yang cukup tajam. Yakni pada Maret 2012 tingkat elektabilitasnya baru mencapai 15 persen, kemudian meningkat di bulan Mei menjadi 19 persen, Juni meningkat menjadi 24 persen dan awal Juli meningkat mencapai 30 persen.
Sementara keempat pasangan calon yang lain mengalami stagnasi tingkat elektabilitasnya dalam empat kali survei yang dilakukan Puskaptis. Selain dari hasil survei tersebut, Puskaptis telah melansir prediksi Pemilukada DKI akan berlangsung dua putaran dengan dua pasangan calon yang akan saling berhadapan yaitu Foke-Nara dan Jokowi-Ahok pada bulan Mei 2012.
“Dan hasil prediksi kami terbukti kan. Pemilukada dipastikan dua putaran dengan dua pasangan calon itu yang maju bersaing mendapatkan posisi DKI 1 dan 2. Kalau tidak percaya, kami masih menyimpan bukti-bukti hasil survei kami,” tutur dia.
Independen dan Tetap Ilmiah
Lebih jauh, Husin membantah lembaga survei yang dipimpinnya berorientasi pada bisnis semata-mata. Justru lembaga survei ini sangat independen dan tidak berupaya meraup keuntungan sebesar-besarnya.
“Kami sangat independen. Tidak ada yang dibelakang kami. Dan kami tidak berorientasi pada bisnis, melainkan untuk memberikan pelayanan publik kepada warga Jakarta,” tegasnya.
Terkait metode survei dan jumlah responden yang sama, Husin berkilah keduanya diterapkan oleh lembaga survei di negara-negara seluruh dunia.
“Metode survei memang sama semua, dipakai oleh lembaga survei diseluruh dunia. Tetapi tidak sembarang lembaga survei, melainkan lembaga survei yang berkredibilitas, memiliki potensi tinggi, berintegritas, jujur, dan tidak berpihak,” tuturnya.
Pemilukada DKI Cuma Kasusistik
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari juga membantah hasil survei yang dilakukan lembaganya meleset dari hasil yang sebenarnya.
Dilihat dari keseluruhan calon, pihaknya sudah memprediksikan ada empat calon yang tidak memberikan kejutan, dan yang masuk pada putaran kedua adalah pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama.
Hanya saja, diakui Qodari, posisi perolehan suaranya terbalik. Kalau pada prediksi awal, pasangan Foke-Nara yang akan berada di peringkat pertama dan pasangan Jokowi-Ahok di peringkat kedua.
Namun , lanjut Qodari, dari hasil penghitungan cepat atau quick count, hasilnya terbalik, yaitu Jokowi-Ahok unggul daripada Foke-Nara. “Tapi Jangan gara-gara satu prediksi gagal, semua menilai hasil survei kami atau lembaga survei lainnya ngawur,” ungkap Qodari.
Menurutnya, Indo Barometer telah melakukan 10 kali survei terhadap pemilukada yang dilaksanakan di beberapa provinsi di Indonesia. Dari 10 survei tersebut, hanya 2 saja yang prediksinya meleset.
Artinya, tegas Qodari, masih ada 8 prediksinya yang sesuai dengan hasil resminya, seperti survei pemilukada di Banten, Indo Barometer memprediksi Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno meraih suara terbanyak dan tepat prediksi itu.''(din/jar)
0 komentar:
Posting Komentar