Selasa, 17 Juli 2012 | 12:55
Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, berkomentar soal potensi pencalonan presiden dari kader Golkar oleh partai lain.
JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Menurutnya, tidak ada anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) yang mengatur pemecatan terhadap tokoh partai yang dicalonkan oleh partai lain. Kalaupun ada pemecatan, bagi JK itu tak masalah.
"Enggak apa-apa, selama kita tidak pakai partai Golkar juga enggak apa-apa. Mau dipecat dua kali, tiga kali juga tidak ada soal," kata JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/7).
JK mengatakan, dirinya tidak merasa terjegal sama sekali dengan wacana pemecatan tersebut.
"Itu terserah saja," kata dia lagi soal putusan rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Golkar soal pemecatan tersebut.
Kalla menghargai deklarasi pencalonan presiden Aburizal Bakrie atau Ical. Namun soal sanksi bagi kader yang dicalonkan partai lain, diakuinya belum pernah dia dengar.
"Saya tidak membaca itu ada sanksi, dalam AD/ART enggak ada juga, itu kan yang tertinggi dalam partai," tutup mantan Wakil Presiden itu.
Jusuf Kalla belakangan ini disebut-sebut didekati oleh sejumlah partai seperti Nasdem dan Gerindra untuk diusung menjadi calon presiden atau wakil presiden.
Ketika Pemilu 2004, Jusuf Kalla saat menjabat Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono justru tidak diusung oleh Partai Golkar. Mantan Menhankam/Panglima ABRI Wiranto yang resmi menjadi capres Partai Golkar karena dia unggul dalam Konvensi Capres dari Golkar..''(mul/234)
JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Menurutnya, tidak ada anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) yang mengatur pemecatan terhadap tokoh partai yang dicalonkan oleh partai lain. Kalaupun ada pemecatan, bagi JK itu tak masalah.
"Enggak apa-apa, selama kita tidak pakai partai Golkar juga enggak apa-apa. Mau dipecat dua kali, tiga kali juga tidak ada soal," kata JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/7).
JK mengatakan, dirinya tidak merasa terjegal sama sekali dengan wacana pemecatan tersebut.
"Itu terserah saja," kata dia lagi soal putusan rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Golkar soal pemecatan tersebut.
Kalla menghargai deklarasi pencalonan presiden Aburizal Bakrie atau Ical. Namun soal sanksi bagi kader yang dicalonkan partai lain, diakuinya belum pernah dia dengar.
"Saya tidak membaca itu ada sanksi, dalam AD/ART enggak ada juga, itu kan yang tertinggi dalam partai," tutup mantan Wakil Presiden itu.
Jusuf Kalla belakangan ini disebut-sebut didekati oleh sejumlah partai seperti Nasdem dan Gerindra untuk diusung menjadi calon presiden atau wakil presiden.
Ketika Pemilu 2004, Jusuf Kalla saat menjabat Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono justru tidak diusung oleh Partai Golkar. Mantan Menhankam/Panglima ABRI Wiranto yang resmi menjadi capres Partai Golkar karena dia unggul dalam Konvensi Capres dari Golkar..''(mul/234)
0 komentar:
Posting Komentar