Senin, 09 Juli 2012 | 16:55
Sejumlah lembaga survei yang melansir hasil survei terkait calon presiden 2014 tidak selamanya bermakna positif.
JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Survei semacam ini bisa mengandung pedang bermata dua yang bisa digunakan 'menebar umpan' memancing opini negatif terhadap nama-nama yang dijagokan muncul sebagai calon orang nomor satu di negeri ini.
Selain itu, lembaga survei dinilai hanya melihat demokrasi sekadar kompetisi elite politik.
Demikian pandangan Usman Hamid, pendiri Institute Kebajikan Publik menyikapi maraknya publikasi lembaga survei
Termasuk hasil survei oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Minggu (8/7) yang menyatakan Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden yang memiliki popularitas yang paling tinggi saat mereka melakukan survei.
"Bisa jadi ini menyembunyikan calon-calon lain yang sesungguhnya yang justru sedang mereka godog. Bisa jadi rilis semacam itu hanya upaya untuk distraksi publik," kata Usman.
Mantan koordinator Badan Pekerja Kontras ini resah survei politik sangat tergantung pada arah politik survei yang dimainkan lembaga yang bersangkutan. Pasalnya, setiap lembaga survei, menurut Usman, mempunyai 'mainan' calon yang mana yang akan mereka elus.
"Itu hanya soal justifikasi metodologis. Survei-survei Pilpres 2014 terlalu prematur dan tidak relevan dengan situasi demokrasi yang makin stagnan saat ini. Kami menyayangkan hampir semua survei politik selama ini yang telah mendangkalkan makna demokrasi," katanya.
Apakah artinya tidak ada lembaga survei kredibel?
"Yang jelas banyak mudaratnya dibanding manfaatnya. Mereka hanya melihat demokrasi sekadar kompetisi elite," jawab Usman.
Saiful Mujani Research and Consulting merilis delapan nama tokoh nasional. Sejumlah tokoh populer menurut mereka adalah Megawati Soekarnoputri dengan tingkat popularitasnya mencapai 93,7% kedua adalah Jusuf Kalla sebesar 88,9%, dan Prabowo Subianto sebesar 78,8%. Disusul Wiranto sebesar 72,8%, Aburizal Bakrie 70,1%, dan Sultan Hamengku Buwono X 58,3%.''(*)
Survei SMRC Dikecam Iklan Terselubung Tokoh Tua
Senin, 09 Juli 2012 | 16:27
Menebar umpan untuk memancing opini negatif terhadap Ketum Golkar Aburizal Bakrie atau Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto.
Direktur Komunikasi Institute Kebajikan Publik Andar Nubowo, mengkritik hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) karena bisa menjadi pedang bermata dua.
Menurut Andar, di satu pihak, publikasi survei itu terkesan menebar umpan untuk memancing opini negatif terhadap Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, atau Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto.
Namun, diakui Andar, di pihak lain hasil survei itu juga malah mempopulerkan dua Capres terkaya itu. "Bisa jadi, publikasi survei itu hanya upaya untuk distraksi publik," kata dia, dalam keterangan persnya di Jakarta, hari ini.''(din/jar)
Direktur Komunikasi Institute Kebajikan Publik Andar Nubowo, mengkritik hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) karena bisa menjadi pedang bermata dua.
Menurut Andar, di satu pihak, publikasi survei itu terkesan menebar umpan untuk memancing opini negatif terhadap Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, atau Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto.
Namun, diakui Andar, di pihak lain hasil survei itu juga malah mempopulerkan dua Capres terkaya itu. "Bisa jadi, publikasi survei itu hanya upaya untuk distraksi publik," kata dia, dalam keterangan persnya di Jakarta, hari ini.''(din/jar)
0 komentar:
Posting Komentar