Selasa, 10 Juli 2012 | 10:44
Pancasila jangan disembah-sembah. Pancasila jangan menggusur agama," kata Amien Rais.
JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais mewanti-wanti agar bangsa Indonesia tidak mengkultuskan Pancasila dan menjadikannya sebagai agama bayangan atau agama semu.
"Pancasila jangan dikultuskan. Pancasila jangan disembah-sembah. Pancasila jangan menggusur agama," kata mantan ketua MPR Amien Rais saat menjadi pembicara "Seminar Nasional Empat Pilar Berbangsa" yang dilaksanakan Fraksi PAN MPR di Jakarta, hari ini.
Seminar ini diikuti oleh sekitar 400 pemuda dan masyarakat umum. Selain itu, juga dihadiri oleh jajaran petinggi PAN antara lain Ketua Fraksi PAN MPR Tjatur Sapto Edy, Patrialis Akbar, dan lainnya.
Menurut Amien, pada jaman Orde Baru lalu melalui penataran P4 membuat Pancasila seakan-akan menjadi agama bayangan atau agama semu baru. Padahal, tambahnya Pancasila adalah buatan manusia bukan wahyu Illahi.
"Dulu, menurut saya penataran P4 itu sangat berlebihan. Penataran P4 itu, menjadikan Pancasila jadi agama semu," kata Amien.
Amien menegaskan bahwa yang terpenting seluruh rakyat Indonesia memang harus memahami Pancasila. Karena Pancasila merupakan ideologi negara, falsafah negara.
Amien juga menjelaskan pada pidato 1 Juni Bung Karno-lah yang menawarkan konsep Pancasila ini. Bung Karno tambahnya juga menawarkan jika perlu bisa diperas lagi menjadi tiga sila yakni: Sosio-ekonomi, Sosio-politik dan Ketuhanan.
"Bahkan Bung Karno tawarkan kalau mau diperas lagi bisa hanya satu sila yakni gotong-royong. Tapi ini malah tidak jelas. Kita hargai jika Bung Karno juga tawarkan hal itu," ucapnya.
Namun, tambah Amien, rumusan Pancasila yakni lima sila itulah yang paling pas sebagai sebuah ideologi negara. Dia juga mengaku sangat gembira ketika MPR saat ini memasyarakatkan Empat Pilar bernegara yakni Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 45.
"Tapi jangan lupakan empat pilar lainnya, yakni; lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Bendera Sang Saka Merah Putih, Sumpah Pemuda 1928 yakni Bahasa Indonesia dan terakhir TNI-Polri," tandas pendiri PAN itu..''(din/jar)
0 komentar:
Posting Komentar