Jumat, 01 Juni 2012 | 11:11
Dalam pidato peringatan Hari Lahir Pancasila di gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Wakil Presiden Boediono mengingatkan kembali soal pengasingan Bung Karno yang merupakan bagian dari perjuangannya.
Boediono menceritakan perjalanannya ketika mendatangi Ende, Flores, tempat Soekarno dibuang pemerintah Hindia Belanda tahun 1934 hingga 1938.
"Di sana lah Bung Karno menghadap ke laut dan menulis, di rumah kecil itu lah Bung Karno berpikir tentang Indonesia yang merdeka dari penjajahan," kata Boediono, dalam pidato peringatan 1 Juni yang diselenggarakan MPR, hari ini.
Pengasingan di Ende itu, kata Boediono, menjadi pengalaman yang penting bagi proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Di Pulau Ende, Bung Karno juga bersosialisasi dengan orang dari berbagai latar belakang dan agama.
Hingga saat ini, Boediono mengatakan warga di Ende, Flores, hidup rukun berdampingan. "Saya sungguh tergugah oleh situs bersejarah itu, Pancasila pemikiran itu lahir dari pengalaman," tutur dia.
Boediono mengatakan Indonesia harus bersyukur jika hingga saat ini kerukunan masih terjaga dan meminta seluruh rakyat bisa menghayati kembali Pancasila agar menyadari pentingnya hidup rukun.
"Di Flores rakyat hidup rukun dengan berbagai latar belakang, dari pengalaman itulah Bung Karno semakin yakin dengan cita-cita untuk sebuah Indonesia kuat dan dijamin atas perbedaannya," tandas Boediono.
0 komentar:
Posting Komentar