BAROMETER RAKYAT NEWS: Suhu politik di daerah memanas menjelang
pilkada. Para calon kepala daerah, yang dulu lebih mengandalkan bantuan
spiritual, kini mulai rasional. Mereka memanfaatkan jasa lembaga
survei. Siapa saja yang menangguk rezeki?
ANALIS politik Denny Januar Ali, 42 tahun, menghabiskan waktunya di
Batam hampir sepekan penuh. Doktor perbandingan politik lulusan Ohio
State University ini bukan sedang liburan. Selasa hingga Jumat pekan
lalu, Denny bergumul dengan 200 juru kampanye (jurkam) Ismeth Abdullah,
kandidat Gubernur Kepulauan Riau. “Kami memberikan kepada mereka
pemahaman politik modern,” ujar Denny J.A.
Para jurkam dibekali beragam materi. Mulai aturan kampanye, peta
kekuatan kandidat, sampai cara mengelola kampanye. Pemilihan kepala
daerah (pilkada) secara langsung di Kepulauan Riau berlangsung Juni
nanti. Denny di Batam bukan lantaran pendukung fanatik Ismeth. Ia tengah
menjalankan profesinya sebagai konsultan politik. “Di daerah, konsultan
politik profesional hampir tak dikenal,” katanya. “Ruang kosong itu
kami ambil.”
Layanan politik yang ia berikan berbasis survei. Maklum, reputasi
Denny di bidang survei politik dikenal luas. Khususnya pada Pemilu 2004.
Karena ia memimpin Lembaga Survei Indonesia (LSI). Namun kiprahnya saat
ini tidak di bawah LSI. Sejak 18 Mei lalu, Denny non-aktif. “Untuk
menghindari conflict of interest,” tulis Denny di sebuah milis. Selaku
konsultan politik, ia memakai kendaraan PT Lingkaran Survei Indonesia,
yang ia dirikan pada akhir 2004.
Dalam kode etiknya, menurut Denny, LSI dilarang menjadi konsultan
politik. Sedangkan PT Lingkaran Survei justru untuk konsultan politik.
Denny sudah lama melirik potensi besar pasar konsultan politik pada
momentum pilkada. Selama lima tahun ke depan, pilkada berlangsung di
hampir 500 lokasi. Tahun 2005 saja, ada 215 kabupaten/kota dan 11
provinsi yang menggelar pilkada.
Langkah sigap PT Lingkaran menuai hasil lumayan. Sampai berita ini
ditulis, perusahaan yang berkantor di Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu
mengaku telah meneken kontrak dengan Partai Golkar untuk menggarap
sembilan provinsi dan 100 kabupaten. Di luar itu, masih melayani
kandidat perorangan di lima kabupaten dan dua provinsi. Praktis, ke-11
provinsi yang ber-pilkada tahun ini dilahap habis. Permintaan konsultan
politik ternyata cukup tinggi.
PT Lingkaran tidak sendirian di ranah konsultan politik. Ada beberapa
lembaga survei lain yang berebut pasar jasa konsultan ini. Di Jakarta
ada Institut Survei Perilaku Politik (ISPP). Lembaga ini menyatakan
sedang mengerjakan order dari tiga kandidat bupati di Kalimantan
Selatan, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Uniknya, tidak hanya pesanan kandidat, ISPP juga menerima kontrak
dari dua pengusaha untuk survei di Medan dan Jawa Timur. Para pengusaha
itu sedang membidik kandidat yang layak disumbang dana “investasi”.
Namun Dendi Susianto, Direktur Eksekutif ISPP, menolak merinci nama-nama
kabupaten itu, karena begitulah kesepakatan dengan klien. “Kecuali
Medan yang sudah memberi izin publikasi hasil survei,” Dendi memaparkan.
Di Surabaya, jasa semacam itu ditawarkan Kunci Marketing (K-Mark).
Lembaga ini sebelumnya melakukan survei pemasaran produk. Nanang
Nasriyanto, General Manager K-Mark, mengaku pernah melakukan survei
pasar untuk produk Nestle, Indofood, Coronet Crown, dan Behaestek. Musim
pilkada ini, K-Mark berminat menggarap pemasaran politik juga. “Intinya
sama, menjual visi dan misi,” kata Nanang.
K-Mark membidik kandidat di Surabaya dan sekitarnya, seperti Gresik
dan Sidoarjo. Namun perolehannya tak semujur PT Lingkaran dan ISPP.
K-Mark baru mendapat seorang klien. Yaitu pasangan Erlangga Satria dan
A.H. Thony, kandidat Wali Kota Surabaya. Kebanyakan kandidat yang
ditawari masih menolak. “Ada kandidat yang berpendapat, mending duitnya
buat kampanye dan dibagikan ke konstituen ketimbang menyewa lembaga
survei,” ujar Nanang.
Nanang mematok tarif Rp 250 juta-Rp 350 juta. Tergantung tingkat
kesulitan pengambilan sampel dan variasi data yang diinginkan. Ongkos
sebesar itu untuk satu paket layanan, yang terdiri dari enam kali survei
dengan 1.500 responden. Survei awal dilakukan untuk pemetaan kekuatan.
Survei juga digelar pada akhir kampanye untuk melihat perpindahan suara
pemilih akibat kampanye. Survei terakhir dengan cara quick count pada
hari pemilihan.
ISPP memasang harga tak jauh beda. Paketnya antara Rp 80 juta dan Rp
500 juta. Tergantung margin of error dan lokasi. Makin kecil margin
error, harga makin mahal. ISPP melayani survei dengan tiga kategori
margin error: 1%, 2%, dan 3%. Tarif luar Jawa lebih mahal dari lokasi di
Jawa. Biaya di Jawa, Rp 80 juta hingga Rp 350 juta. Di luar Jawa antara
Rp 180 juta dan Rp 500 juta. “Harga bisa nego,” kata Dendi sambil
tertawa.
Layanan yang diberikan ISPP antara lain survei popularitas, pelatihan
manajemen tim sukses, quick count, dan edukasi pemilih. Klien ISPP bisa
memilih semuanya atau salah satu program. Dalam survei popularitas,
selain mengukur kans kemenangan kandidat, ISPP juga menghitung siapa
musuh potensial, di mana basis massa kandidat, bagaimana perilaku
pemilih, dan apa saja media massa yang efektif.
Uniknya, survei juga menampung keingintahuan klien sampai hal detail.
Dendi mencontohkan, ada klien yang ingin tahu apakah masyarakat mudah
disogok atau tidak. Untuk pelatihan tim sukses, ISPP membuat kurikulum
cara mengorganisasi tim yang efektif, melakukan positioning, segmentasi,
dan pembidikan target.
Yang penuh gereget, menurut Dendi, adalah pelatihan metode
mendapatkan data kekuatan lawan. Meski survei pesanan, Dendi menjamin
hasilnya kredibel. “Kalau hasilnya bias, yang dipertaruhkan nyawa kami,”
ujar Dendi.
PT Lingkaran tak mau terus terang soal harga. “Profesional, layaknya
konsultan,” kata Denny J.A. tentang bayaran. Yang jelas, di luar Jawa
lebih mahal. Selain itu, makin tidak populer seorang kandidat, makin
besar dananya untuk membuat populer. “Karena makin banyak paket yang
harus diambil,” Denny menambahkan.
Ada lima jenis paket yang bisa dipilih sekaligus atau satu per satu.
Pertama, riset politik. Tujuannya, membaca peta awal kekuatan. Biasanya
dikerjakan enam bulan sebelum hari pemilihan. Riset ini terdiri dari
survei pemilih, wawancara elite, analisis media, dan focus group
discussion.
Kedua, peta pemenangan. Paket ini berisi langkah praktis terkait
dengan hasil survei politik. Ketiga, pelatihan juru kampanye. Keempat,
pendampingan membentuk media center. Kelima, pendampingan kandidat
setelah terpilih. Denny juga menjamin hasil risetnya kredibel. “Kami
memberikan the truth. Kalau asal bapak senang, kami bisa hancur,”
ujarnya.
Tidak semua kandidat diusulkan tetap maju. Ada tiga rekomendasi hasil
riset. Pertama, kandidat tetap jadi calon kepala daerah. Kedua,
disarankan jadi wakil saja dan dicarikan pasangan yang tepat. Ketiga,
jadi king maker saja dan konsultan akan mencarikan kandidat yang tepat
didukung. Menurut Denny, pernah ada kandidat yang panas karena merasa
dirinya populer tetapi survei menyarankan untuk jadi wakil saja.
Bagi kandidat pilkada, survei memang diakui penting untuk memprediksi
persepsi publik. Untuk itulah duet Maulana Pohan-Sigit, kandidat Wali
Kota Medan, juga menyewa lembaga survei. “Hasil survei kami gunakan
untuk membuat strategi kampanye dalam mendongkrak perolehan suara,” kata
Ikrimah Hamidy, Ketua Tim Sukses Maulana Pohan.
Pilihan pada kalkulasi rasional dan ilmiah ini juga menandai
pergeseran dari pendekatan supranatural dengan bantuan para dukun.
“Kalkulasi dibuat dengan proses riil, tidak dilakukan dengan cara-cara
non-ilmiah,” kata Ikrimah kepada M. Rizal Harahap dari Gatra. “Yang
mistis jauhlah.”
Sebagaimana surveyor yang merahasiakan klien, Ikrimah juga
merahasiakan surveyornya. “Objektivitas warga yang disurvei bisa
terpengaruh kalau mengetahui survei dipesan kandidat tertentu,” ia
menambahkan. Bagaimana bila menurut survei popularitas jagonya jeblok?
“Mereka bekerja secara ilmiah, apa pun hasilnya kami terima,” kata
Ikrimah. Momentum pilkada sedang menguji akurasi survei politik.
0 komentar:
Posting Komentar