Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mendukung pernyataan Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, yang mengatakan kinerja BUMN migas itu sudah lebih baik.

JAKARTA - BAROMETER RAKYAT NEWS: Menurut Marwan, secara operasional dan manajemen, perusahaan pelat merah itu memang makin maju. Namun, masih ada sejumlah pegawai nakal yang harus  ditertibkan.

"Saya kira saya setuju mesti tidak seratus persen," kata Marwan kepada Beritasatu di Jakarta, Rabu (22/8).

Namun, Marwan meminta Pertamina menunjukkan ketegasan menindak dan memberi sanksi kepada pegawai yang bermain-main dengan proyek sehingga merugikan negara.

Beberapa kasus yang diduga melibatkan internal Pertamina seperti kasus Lawe-Lawe dan kasus penyelundupan di Sumatra Selatan yang menurutnya hingga saat ini belum ada kejelasan.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini menilai, pernyataan Karen tersebut harus diiringi transparansi Pertamina dengan menindak pegawai mereka yang nakal dan bukan terpaku hanya pada kemajuan soal manajerial.

Sementara soal intervensi luar yang disebut Karen, menurut Marwan tidak  bakal jauh dari pihak kementerian terkait yang ditenggarai tidak berpihak pada  perusahaan milik negara itu.

Di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Keuangan, kata  dia, belum tentu semua pihak menginginkan blok-blok migas jatuh pada Pertamina.

Menurutnya, BUMN pimpinan Karen itu sendiri tidak bisa menentukan sendiri  untuk mengelola dan mendapatkan blok migas tertentu

Tidak hanya pihak di kementerian, partai-partai pun tak ayal bisa  mengintervensi Pertamina.

Tidak usah jauh-jauh, kata Marwan, partai  pemerintah paling logis dikaitkan dengan intervensi ini.

"Intervensi itu saya kira situasinya secara umum dan perlu dicamkan itu di kementerian terkait dan partai terutama partai penguasa," kata dia.

Dalam wawancara dengan Jakarta Globe baru-baru ini, Karen mengatakan manajemen Pertamina sudah membaik dan bertransformasi.

Tantangan yang saat ini dihadapi Pertamina, katanya, masih adanya intervensi dari partai-partai yang menggerogoti perusahaan tersebut.''(din/jar)