BAROMETER RAKYAT NEWS: Anggota komisi D DPRD Pamekasan, Iskandar, menilai
kasus pembuatan dan peredaran video mesum di kalangan pelajar setempat
merupakan bukti pendidikan telah gagal.
"Pendidikan manusia seutuhnya atau pendidikan yang menitikberatkan
pada dua aspek secara seimbang antara intelektual dan moral itu yang
tidak jalan," katanya di Pamekasan, Senin.
Iskandar mengemukakan hal ini menyikapi maraknya tindakan amoral yang dilakukan kalangan pelajar di wilayah itu, seperti maraknya peredaran foto dan video porno yang pelakunya merupakan pelajar.
"Maraknya aksi di luar batas kewajaran yang dilakukan kalangan pelajar akhir-akhir ini tidak lepas dari peran pendidikan yang kurang optimal," katanya.
Kecenderungan pendidikan siswa di Madura, termasuk di Pamekasan, hanya lebih memfokuskan pendidikan modern yang mengandalkan keberhasilan pada indikator menghafal, mengingat, dan keterampilan motorik.
Namun, pendidikan untuk pembentukan akhlak mulia, budi pekerti dan agama, kurang diperhatikan. "Kalaupun toh ada, pola materi yang disampaikan hanya diajarkan, bukan dididik," katanya.
Padahal, pendidikan manusia seutuhnya sebagaimana menjadi tujuan pendidikan nasional adalah menekankan pada dua hal secara seimbang, yakni pendidikan materi pelajaran dan pendidikan akhlak mulia.
"Sekarang yang perlu ditekankan oleh para praktisi pendidikan, adalah pendidikan moral. Jangan hanya mengejar target pencapaian kurikulum, tetapi masalah moral justru ditinggalkan," ucapnya.
Akidah dan akhlak belum menjadi prioritas utama dalam proses pendidikan, jauh berbeda dengan sistem pelaksanaan pendidikan pada masa lalu yang lebih menekankan pada aspek moral.
Orientasi guru yang ada saat ini hanya mengajar, memberikan materi pelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum, sedang pembinaan akhlak dianggap bagian guru agama saja.
"Jadi, tidak ada semacam kegiatan proses belajar mengajar yang integratif. Di swatnyus, saya kira akan terjadi ketimpangan, sehingga tidak heran jika pada akhir banyak praktik menyimpangan," ucapnya.
Padahal, bentuk ideal dalam praktik pendidikan, guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi yang jauh lebih penting adalah mendidik.
"Seorang pendidik bukan hanya sebatas mengajar, tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi dia menanamkan budi yang luhur kepada siswanya," katanya.
Adalah mnjadi kewajiban bagi semua elemen pendidik di Pamekasan secara khusus dan Madura pada umumnya, agar introspeksi dan mawas diri untuk lebih serius bertanggung jawab terhadap nasib generasi muda.
"Jangan anggap enteng kasus asusila yang menimpa kalangan pelajar Pamekasan. Disadari atau tidak, hal itu tidak lepas dari kurangnya keseriusan menangani pendidikan. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab sistemik, termasuk pemkab Pamekasan," kata Iskandar.''(din/jar)
by 6/6/2012
Sepanjang Januari hingga Februari 2012, masyarakat Pamekasan dihebohkan dengan peredaran video mesum yang dilakukan oleh kalangan pelajar, yakni seorang pelajar di salah satu SMP swasta di wilayah Kecamatan Palengaan dan salah seorang siswa SMK Negeri 3 Pamekasan.''(er/di)
Iskandar mengemukakan hal ini menyikapi maraknya tindakan amoral yang dilakukan kalangan pelajar di wilayah itu, seperti maraknya peredaran foto dan video porno yang pelakunya merupakan pelajar.
"Maraknya aksi di luar batas kewajaran yang dilakukan kalangan pelajar akhir-akhir ini tidak lepas dari peran pendidikan yang kurang optimal," katanya.
Kecenderungan pendidikan siswa di Madura, termasuk di Pamekasan, hanya lebih memfokuskan pendidikan modern yang mengandalkan keberhasilan pada indikator menghafal, mengingat, dan keterampilan motorik.
Namun, pendidikan untuk pembentukan akhlak mulia, budi pekerti dan agama, kurang diperhatikan. "Kalaupun toh ada, pola materi yang disampaikan hanya diajarkan, bukan dididik," katanya.
Padahal, pendidikan manusia seutuhnya sebagaimana menjadi tujuan pendidikan nasional adalah menekankan pada dua hal secara seimbang, yakni pendidikan materi pelajaran dan pendidikan akhlak mulia.
"Sekarang yang perlu ditekankan oleh para praktisi pendidikan, adalah pendidikan moral. Jangan hanya mengejar target pencapaian kurikulum, tetapi masalah moral justru ditinggalkan," ucapnya.
Akidah dan akhlak belum menjadi prioritas utama dalam proses pendidikan, jauh berbeda dengan sistem pelaksanaan pendidikan pada masa lalu yang lebih menekankan pada aspek moral.
Orientasi guru yang ada saat ini hanya mengajar, memberikan materi pelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum, sedang pembinaan akhlak dianggap bagian guru agama saja.
"Jadi, tidak ada semacam kegiatan proses belajar mengajar yang integratif. Di swatnyus, saya kira akan terjadi ketimpangan, sehingga tidak heran jika pada akhir banyak praktik menyimpangan," ucapnya.
Padahal, bentuk ideal dalam praktik pendidikan, guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi yang jauh lebih penting adalah mendidik.
"Seorang pendidik bukan hanya sebatas mengajar, tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi dia menanamkan budi yang luhur kepada siswanya," katanya.
Adalah mnjadi kewajiban bagi semua elemen pendidik di Pamekasan secara khusus dan Madura pada umumnya, agar introspeksi dan mawas diri untuk lebih serius bertanggung jawab terhadap nasib generasi muda.
"Jangan anggap enteng kasus asusila yang menimpa kalangan pelajar Pamekasan. Disadari atau tidak, hal itu tidak lepas dari kurangnya keseriusan menangani pendidikan. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab sistemik, termasuk pemkab Pamekasan," kata Iskandar.''(din/jar)
by 6/6/2012
Sepanjang Januari hingga Februari 2012, masyarakat Pamekasan dihebohkan dengan peredaran video mesum yang dilakukan oleh kalangan pelajar, yakni seorang pelajar di salah satu SMP swasta di wilayah Kecamatan Palengaan dan salah seorang siswa SMK Negeri 3 Pamekasan.''(er/di)
0 komentar:
Posting Komentar